Judul : Biografi KH. Adlan Aly Karomah
Sang Wali
Pengarang : Anang Firdaus
Penerbit : Pustaka Tebuireng media grup
Tahun terbit : 2014
Tebal : 260 halaman
Harga : Rp. 55.000
K.H. Adlan
lahir di Gresik pada tahun 1900 M. Setelah berhasil menghafal al-Qur’an, lantas
meneruskan mencari ilmu di pesantren Tebuireng. Saat itu Pesantren Tebuireng merupakan
salah satu pesantren terbesar di pula Jawa. Menjadi salah satu santri
kesayangan Hadratussyaikh KH. M. Hasyim Asy’ari, karena memang beliau sangat senang dengan
orang yang hafal al-Qur’an. Beliau sangat menghormati seorang yang hafidz
dan berkeinginan agar anak-anak beliau ada yang hafal al-Qur’an.
Beliau
mempunyai obsesi kelak ada santri beliau yang hafidzul qur’an lafdlan,
ma’nan wa amalan.Keinginan itu lalu dijadikan sebagai alasan kuat KH.Abdul Wahid
Hasyim untuk berinisiatif mendirikan pondok huffadz yang khusus untuk
menghafal dan mendalami al-Qur’an. Kini pondok tersebut lebih dikenal dengan
pondok Madrasatul Qur’an. Pendiri pondok tersebut adalah KH. M. Yusuf Mahsyar,
salah seorang keponakan Hadratussyaikh KH. M. Hasyim Asy’ari.
Setelah
menamatkan pendidikan di Pesantren Tebuireng, KH. Adlan Aly mengikuti jejak
kakanya, KH. Maksum Ali, yakni mengabdikan diri kepada gurunya, Hadratussyaikh
KH. M. Hasyim Asy’ari. Segala apa yang diperintah gurunya diikutinya. Beliau mengajar
di Pesantren Tebuireng bersama-sama dengan KH. Idris Kamali. Hubungan dengan
keluarga Tebuireng saat beliau dijodohkan gurunya dengan Nyai. Hj. Halimah
keponakan gurunya.
Di
Pesantren Tebuireng KH.Adlan mengajar kitab kepada santri-santri, waktunya
setelah shalat Ashar. Kitab yang beliau baca adalah Fathul Wahab, Fathul
Qarib dan Minhajul Qawim. Juga membimbing beberapa santri Tebuireng
yang meminta belajar baca kitab dengan sistem sorogan. Banyak orang mengatakan,
ada keistimawaan dikala KH.Adlan mengaji kitab fathulqarib pada setiap
bulan Ramadhan. Yaitu; saat Kiai Adlan Aly membaca Fathul Qarib dan
sampai pada bab istisqa, maka pasti saat itu langit akan tertutup
mendung, walaupun siang itu sinar matahari panas menyengat. Ketika beliau
memperaktekkan cara memindahkan surban, seketika itu pasti turun hujan.
Kejadian ini pasti berulang setiap tahunnya.
Lembaga
Pendidikan Perempuan
Setelah
bangsa Indonesia meraih kemerdekaan Kiai Adlan Aly ikut berpikir terjun ke
dunia pendidikan sebagai ikhtiar untuk mengisi kemerdekaan. Pendidikan yang
telah lama terkungkung belenggu imperialisme dan kolonialisme, dimana pada masa
penjajahan pendidikan merupakan suatu
yang sulit untuk didapat lebih-lebih dikembangkan.
Ketika para
ulama dan tokoh masyarakat Jombang berkumpul untuk mendialogkan masalah
pendirian madarasah khusus puteri, semua sepakat memilih Kiai Adlan agar mau
ngopeni pendirian madrasah tersebut. Ada beberapa faktor yang melatar belakangi
dipilihnya Kiai Adlan menjadi ‘mudhir’, antara lain karena beliau
memiliki rumah lebih dari pada satu, yang nantinya akan digunakan sebagai ruang
kelas. Faktor kedua karena Kiai Adlan Aly kaya, dan dinilai sanggup membiyai
madrasah.
Pesan untuk
para santrinya dari KH. Adlan adalah santri yang telah belajar di pondok
pesantren Walisongo maupun sekolah yayasan yang beliau dirikan; Olehmu
sekolah sampun tutukken, aku dungakne ngarep-ngarep mugo-mugo sampean podoh
paringono tambahan ilmu-ilmu kang manfaat lan sampean yen kepingin tambah-tambah ilmune supoyo temen olehe
ngebukti/ taqwallah koyo kang wes di dawuhno (terjemahan bahasa Indonesia:
selesaikan sekolahmu, saya doakan, semoga kedepan diberikan tambahan ilmu yang
bermanfaat jika hendak memperoleh tambahan ilmu, hendaklah serius dalam
mengabdi kepada allah sebagaimana penuturan berikut ini:)(Halaman 122)
Kehadiran
buku ini, membantu kita menyusuri jejak hidup K.H.Adlan Ali. Sosoknya yang
lemah lembut dan kasih sayang pantas untuk kita teladani. Sesungguhnya, lewat
buku ini menjadi pemandu rasa keingintahuan Anda mengenai Pendiri Pengasuh
Pesantren Putri Walisanga. Selamat membaca!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar