Senin, 08 Desember 2014


Love of Wisdom
 
sejarah singkat filsafat Islam
Dalam memahami sebuah filsafat Islam tidaklah mudah, apalagi harus mampu mengartiakannya secara genuine. Secara definitif Sebagian orang ada yang mengatakan bahwa filsafat Islam yaitu lahir dari, kegelisahan, keraguan, keingintahuan para pemikir Islam.
Beberapa tokoh yang membintangi filsafat Islam yaitu al-Kindi, ibnu Rusy, ibnu Sina, al Ghazali dan Ibnu Arabi. Mereka sepakat bahwa filsafat merupakan makna dasar istilah filsafat (philo: cinta dan shophia: kearifan) “cinta kebijaksanaan/ kearifan” Love of Wisdom.
Fazlurrahman mengatakan bahwa filsafat Islam adalah filsafat yang memberi “gema” Islam ke dalam filsafat. Seyyed Hossein Nasr berbeda dari Fazlurrahman menegaskan bahwa filsafat Islam adalah filsafat yang bersumber dari sumber-sumber otoritatif Islam, yaitu Al-Quran dan Hadits.
Dari beberapa definisi yang bertentangan diatas membuktikan bahwa filsafat mampu melahirkan makna kretif dan berbeda-beda. Namun titik temu dalam pengertian filsafat tersebut adalah “cinta kebijaksanaan”.

Epistimologi
Epistimologi merupakan bagian dari ilmu filsafat yang memepelajari cara memeperoleh dan menyusun suatu ilmu pengetahuan. Namun sering juga Epistimologi disebut dengan filsafat akal budi, filsfat ini juga sering disebut dengan “mantiq”.
Akal budi adalah hal terpenting dalam menyelidiki sebuah kebenaran karena tanpa logika yang pasti penyelilidikan tidaklah terjadi.   
Hal yang yang mendasari Filsafat Islam yakni ada tiga diantaranya, Truth, Knowlage, dan belive. Kita jelaskan dari truth terlebih dahulu trurh memiliki makna kebenaran, dimana kebenaran tersebut  haruslah berdasarkan suatu pengetahuan (knowlage). Pengetahuan merupakan sebuah tindak lanjut dari ilmu dalam hal ini knowlage dapat dibagi menjadi empat, yakni: 1.  Penegtahuan biasa, pengetahuan ini tidak berdasarkan suatu penelitian dan biasa bilakuakan seperti minum, makan, olahraga dll.
2.  Pengetahuan ilmiyah yang mana dalam penegtahuan ini lebih menggunakan metode-metode ilmiyah dalam sebuah penelitiannya, hal ini biasa dilakukan oleh kaum intelek seperti mahasisisawa.
3.  Penegtahuan filsafat, penegtahuan ini lebih dalam dan lebih serius dari pada penegtahuan biasa dan penegtahuan ilmiah, oleh karenanya tidak banyak orang yang mampu menjamah penegtahuan filsafat, hingga akibatnya banyak orang tidak melakukan pengetahuan filsafata ini / jarang dilakuakan.
4. Yang terkhir adalah pengetahuan Agama yang mana dalam pengetahuan ini bersifat dogmatis, dalam menguji kebenaran masih berpanuatan kepada kitab-kitab yang mereka yakini seperti Alquran dan Hadis.
Kebenaran menurut klsifikasinya dapat diperoleh melalui penegtahuan indrawi, akal budi, intuitif, dan otoritatif. Oleh sebab itu diperlukan suatu ukuran atau kreteria kebenaran. Keyakinan yang didasari sebuah kebenaran maka bisa dibuktikan kebenarannya.

Wordview sebagai Basis Epistimologi
Menurut Ninian Smart, Wordview adalah sebuah kepercayaan, perasaan dan apa-apa yang terdapat dalam pikiran orang yang berfungsi sebagai motor bagi keberlangsungan dan perubahan sosial dan moral.
Pandangan Islam terhadap wordview yaitu: Pandangan hidup Islam dimulai dari konsep keesaan Tuhan (al Shahadah) yang berimplikasi pada keseluruhan kegitan didunia. (al Mawdudi)
Pandangan hidup Islam adalah akumulasi keyakinan asasi yang terbentuk dalam pikiran dan hati setiap Muslim yang memberi gambaran tentang wujud dan apa-apa dibalik itu. (Sayyid Qutb)
Pandangan hidup Islam adalah pandangan tentang relitas dan kebenaran yang menjelaskan tentang hakikat wujud. (Naquub al Attas)
Ada beberapa inti yang terapat dalam Wordview tersebut diantaranya: 1. Kepercayaan, perasaan, pikiran. 2. Sistem kepercayaan dasar (basic belief). 3. Asas perilaku 4. Syahadat  dan implikasinya. 5. Akumulasi kepercayaan dasar. 6. Aqidah fikriyah 7. Visi tentang realitas dan kebenaran. 
Dalam kesimpulannya Wordview dapat dinilai sebagai tolak ukur tingkat keberhasilan dan kegagalan langkah kita baik secara al-dunya dan  al-akhirat. Dimana kepentingan dunia saling berkaitan dengan kepentingan akhirat. Meski relitanya garis final dari kesuksesan yakni di akhirat.


"catatan menggugurkan kewajiban"