Selasa, 18 November 2014

Ayat-ayat yang Patah




Candu itu masih berkelas diatas pijakan Tuhan
Cukupkan dalam satu arah
Dan ceritakan dalam satu kesucian
Maknanya tak pernah lekang hiasi kegelapan
Ditangan-tangan musafir surga
Digaris-garis suci kenistapaan yang menyerah
Ya..........
Kamulah pemilik cinta kasih dalam tusukan darah kesucian itu
Merekalah pemegang jenaka kesesatan
Dan disinilah garis keabadian di perhitungkan
Disinal aku kisah tentang ratapan kesucian
Memecahkan  satu hasil peranakan ayat yang bermakna
Tuhan tak pernah biarkan maknanya hangus
Pada satu tangan kesesatan
Meski tak satupun kebenaran ditangan manusia
Dan masih abadi
Kebenaran hanya milikmu Tuhan

                                                                                                                                                                Cukir, 30/10/14

Hujan di bulan November



Kembali menjahit hari
Dan menata diri
Padan jerat masa Tuhan
Yang tak kunjung padam
Bulan ini menjadi
Awal kesucian hujan
Di bukit jiwa yang tak bernama
Dijiwa yang katanya luka
Dan diserpihan sayap malaikat
Yang selalu lekang menatap
Kini gerimis mulai tipis
Pada sel-sel darah manis
Hujan pertama dibualan ini
Menjadi kesucian abadi
Dan selalu terpuji
Pada dunia serasi
dalam pelukan Tuahan yang suci

3 detik candu madura



Salamkan saya pada satu jiwa
Hentikan dalam satu ratapan keabadian
Inilah masa yang berkenang di pecahan malam kesetian
Menghitung ombak deru yang tertusuk pena
Sangkakan sejuta kisah dalam lambai garis jejak yang terlewati
Inilah awal perbincangan kita
Saat semua mulai tertelan dalam seribu malam
Dan berhrap kisah tentang dua jiwa tetap dalam satu sejarah
Masa yang melukiskan sayonara
Adalah akhir saat kita memecahkan satu senyuman pada Tuhan
Kini akulah orang yang tak pernah ragu
Akan kota yang melahirkanku
Kini akulah orang yang tak pernah kering dalam
Darah-darah manis Madura
Mengisahan sejuta sejarah indah pada langkah kesucian
Sayalah perempuan madura
Yang kadang membenrkan kisah kemiringan itu
Namun siapapun dan dimanapun jika salah tetaplah salah,
Dan satu hal yang memberikan kecanduan pada
Kota kesejahteraan ini..........
Semua lebih candu kedamayaan sebab disanalah tempat Tuhan


Kapten Sang Pengelana Diri



inilah kisah tentang perseteruan dua jiwa
yang kandas dalam dua mata pena
tawa adalah sejarah teridah dalam kisah kita
saat sunrise menjadi saksi keabadian
pada garis dua jiwa yang bersua
pada TuhanNya…..
masa yang memisahkan kisah kita
perpisahan menjadi lukisan terindah dalam
perjuangan perasaan yang sudah bermakna
memori tetaplah memori
dan kisah itu tetapa abadi kapten!
maafkan aku yang selalu melupakanmu
maafkan aku yang selalu menghadirkan sepi padamu
meski kau dulu selalu membawa lari rinduku
dan membuatku candu
tapi sekarang memikirkanmu bagiku buang-buang waktu
aku hanyalah ingin menghapus jejak bersamamu
dan ingin menyatukan hati pada Tuhanku