Love of Wisdom
sejarah
singkat filsafat Islam
Dalam memahami
sebuah filsafat Islam tidaklah mudah, apalagi harus mampu mengartiakannya
secara genuine. Secara definitif
Sebagian orang ada yang mengatakan bahwa filsafat Islam yaitu lahir dari, kegelisahan, keraguan, keingintahuan para pemikir Islam.
Beberapa tokoh yang membintangi filsafat Islam yaitu
al-Kindi, ibnu Rusy, ibnu Sina, al Ghazali dan Ibnu Arabi. Mereka sepakat bahwa
filsafat merupakan makna dasar istilah
filsafat (philo: cinta dan shophia: kearifan) “cinta
kebijaksanaan/ kearifan” Love of Wisdom.
Fazlurrahman
mengatakan bahwa filsafat Islam adalah filsafat yang memberi “gema” Islam ke dalam filsafat. Seyyed Hossein Nasr berbeda dari Fazlurrahman
menegaskan bahwa filsafat Islam
adalah filsafat yang bersumber dari sumber-sumber otoritatif Islam, yaitu
Al-Qur‟an dan Hadits.
Dari beberapa
definisi yang bertentangan diatas membuktikan bahwa filsafat mampu melahirkan
makna kretif dan berbeda-beda. Namun titik temu dalam pengertian filsafat
tersebut adalah “cinta kebijaksanaan”.
Epistimologi
Epistimologi
merupakan bagian dari ilmu filsafat yang memepelajari cara memeperoleh dan
menyusun suatu ilmu pengetahuan. Namun sering juga Epistimologi disebut dengan
filsafat akal budi, filsfat ini juga sering disebut dengan “mantiq”.
Akal budi adalah
hal terpenting dalam menyelidiki sebuah kebenaran karena tanpa logika yang
pasti penyelilidikan tidaklah terjadi.
Hal yang yang mendasari Filsafat Islam yakni ada tiga
diantaranya, Truth, Knowlage, dan
belive. Kita jelaskan dari truth
terlebih dahulu trurh memiliki makna
kebenaran, dimana kebenaran tersebut
haruslah berdasarkan suatu pengetahuan (knowlage). Pengetahuan merupakan
sebuah tindak lanjut dari ilmu dalam hal ini knowlage dapat dibagi menjadi
empat, yakni: 1. Penegtahuan biasa, pengetahuan
ini tidak berdasarkan suatu penelitian dan biasa bilakuakan seperti minum,
makan, olahraga dll.
2. Pengetahuan ilmiyah yang mana dalam
penegtahuan ini lebih menggunakan metode-metode ilmiyah dalam sebuah penelitiannya, hal ini biasa dilakukan oleh kaum intelek seperti
mahasisisawa.
3. Penegtahuan
filsafat, penegtahuan ini lebih dalam dan lebih serius dari pada
penegtahuan biasa dan penegtahuan ilmiah, oleh karenanya tidak banyak orang yang mampu menjamah penegtahuan
filsafat, hingga akibatnya banyak orang tidak melakukan pengetahuan filsafata
ini / jarang dilakuakan.
4. Yang terkhir
adalah pengetahuan Agama yang mana dalam pengetahuan ini bersifat dogmatis,
dalam menguji kebenaran masih berpanuatan kepada kitab-kitab yang mereka yakini
seperti Alquran dan Hadis.
Kebenaran
menurut klsifikasinya dapat diperoleh melalui penegtahuan indrawi, akal budi,
intuitif, dan otoritatif. Oleh sebab itu diperlukan suatu ukuran atau kreteria
kebenaran. Keyakinan yang didasari sebuah kebenaran
maka bisa dibuktikan kebenarannya.
Wordview sebagai Basis Epistimologi
Menurut Ninian
Smart, Wordview adalah sebuah kepercayaan, perasaan dan apa-apa yang terdapat
dalam pikiran orang yang berfungsi sebagai motor bagi keberlangsungan dan
perubahan sosial dan moral.
Pandangan Islam
terhadap wordview yaitu: Pandangan hidup Islam dimulai dari konsep keesaan
Tuhan (al Shahadah) yang berimplikasi pada keseluruhan kegitan didunia. (al
Mawdudi)
Pandangan hidup
Islam adalah akumulasi keyakinan asasi yang terbentuk dalam pikiran dan hati
setiap Muslim yang memberi gambaran tentang wujud dan apa-apa dibalik itu.
(Sayyid Qutb)
Pandangan hidup
Islam adalah pandangan tentang relitas dan kebenaran yang menjelaskan tentang
hakikat wujud. (Naquub al Attas)
Ada beberapa inti
yang terapat dalam Wordview tersebut diantaranya: 1. Kepercayaan, perasaan,
pikiran. 2. Sistem kepercayaan dasar (basic belief). 3. Asas perilaku 4.
Syahadat dan implikasinya. 5. Akumulasi
kepercayaan dasar. 6. Aqidah fikriyah 7. Visi tentang realitas dan
kebenaran.
Dalam kesimpulannya
Wordview dapat dinilai sebagai tolak ukur tingkat keberhasilan dan kegagalan
langkah kita baik secara al-dunya dan al-akhirat. Dimana
kepentingan dunia saling berkaitan dengan kepentingan akhirat. Meski relitanya
garis final dari kesuksesan yakni di akhirat.
"catatan menggugurkan kewajiban"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar